Saturday, January 22, 2011

Nurdin Sentil LPI


Tabanan: Pelaksanaan Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Tabanan, Bali, diwarnai aroma perseteruan PSSI dengan penyelenggara Liga Primer Indonesia (LPI), Sabtu (22/1) . Dalam acara pembukaan, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid sempat menyentil keberadaan LPI. 

Nurdin menganggap LPI merupakan organisasi ilegal. Ia juga menyatakan tidak setuju dengan keberadaan LPI.


Meski demikian, LPI tetap berjalan sejak 8 Januari lalu. Liga yang digagas pengusaha Arifin Panigoro itu menjadi tandingan bagi Liga Super Indonesia (LSI) yang diusung PSSI. LPI hadir dengan mengusung kemandirian klub. 

Sejumlah perbedaan mendasar juga terlihat antara LPI dan LSI, di antaranya soal pendanaan. Sebagian besar klub peserta LSI masih menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) yang notabene berasal dari uang rakyat. Sedangkan klub peserta LPI tidak menggunakan dana APBD karena mendapat suntikan modal dari LPI.

Sebanyak 95 persen struktur saham LSI juga mayoritas dikuasai PSSI. Sedangkan di LPI, 100 persen saham dikuasai oleh klub sendiri.Dalam hal pembagian keuntungan, 100 persen keuntungan LSI ditujukan untuk PSSI dan PT Liga Indonesia. Berbeda dengan LPI yang 80 persen keuntungannya dibagikan untuk klub dan 20 persen untuk pembinaan.

Berbagai perbedaan itu membuat tiga klub yang sebelumnya bermain di LSI, seperti Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar, memilih hengkang dan bergabung dengan LPI. Persebaya Surabaya terpecah menjadi dua. Salah satu pecahan klub itu, Persebaya 1927, memilih bergabung di LPI. 

Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang (PSIS) salah satu klub sepak bola di bawah naungan PSSI tidak mau ketinggalan bergabung dalam kompetisi LPI.

No comments:

Post a Comment