Monday, January 24, 2011

Bank di Indonesia Paling Boros di ASEAN

 
Bank Indonesia mengungkapkan perbankan nasional merupakan bank paling tidak efisien atau boros di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Hal tersebut dikemukakan oleh Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad dalam diskusi dengan para pemimpin redaksi media massa di Jakarta, Senin malam, 24 Januari 2011. "Kita perlu mengejar ketertinggalan perbankan Indonesia dibandingkan pesaing di Asean," ujar Muliaman.



Dia menekankan dari sejumlah indikator efisiensi, perbankan Indonesia masih kalah jauh. Misalnya dari indikator selisih bunga bersih (NIM), perbankan nasional masih 5,8 persen. Sedangkan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina sudah berkisar 2,3 - 4,5 persen.

Begitupun jika melihat rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), indikator yang dipakai untuk menilai efisiensi bank. Rasio BOPO bank di Indonesia rata-rata masih jauh lebih tinggi, yakni 81,6 persen pada 2009. Sedangkan negara-negara Asean lainnya berkisar antara 32,7 - 73,1 persen.

Untuk mendorong bank makin efisien, kata Muliaman, BI akan mengeluarkan sejumlah kebijakan. Diantaranya adalah kewajiban bagi bank untuk mengumumkan suku bunga pinjaman pada Maret mendatang. "Ini untuk mendorong persaingan agar bunga pinjaman turun dan bank makin efisien."

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution menekankan bahwa efisiensi menjadi simpul terurainya masalah keruwetan intermediasi. Jika bank efisien akan mendorong peningkatan kredit dan pertumbuhan ekonomi. "Efisiensi juga mendorong bank lebih hati-hati, selektif, produktif, dan prospektif dalam menyalurkan kredit," katanya.

No comments:

Post a Comment