Thursday, February 3, 2011

RI, Malaysia, Thailand Bersatu Evakuasi Warga


 
Tak ada lagi batas negara dan bangsa ketika menghadapi situasi darurat di Mesir. Saat situasi makin memanas dan serangan terhadap warga asing dan jurnalis makin marak, beberapa negara memutuskan untuk bekerja sama untuk mengevakuasi warga.

Termasuk tiga negara bertetangga, Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Menteri Luar Negeri Thailand, Kasit Piromya dalam akun Twitter-nya mengatakan negara-negara Asia Tenggara akan bahu-membahu dalam proses evakuasi. 


Seperti dimuat 
Bangkok Post, Jumat 4 Februari 2011, meski tak secara detil menjelaskan bentuk kerjasama antara tiga negara, Kasit mengungkapkan, bahwa tiga negara akan mengirimkan pesawat carteran secepat mungkin. Bahkan, Malaysia berencana mengirimkan kapal ke Mesir.

Negeri Gajah Putih ini akan segera mengirimkan pesawat ketiganya ke Mesir, menggunakan pesawat maskapai Thai Airways.

Warga Thailand yang berada di Mesir berjumlah 2.500 sampai 2.600 orang, kebanyakan adalah mahasiswa. Sekitar 800 orang sudah menyatakan ingin pulang, namun persoalannya, hanya 300 orang yang bisa diangkut di setiap penerbangan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah Kementerian Luar Negeri negara ASEAN untuk saling melindungi keamanan warga yang berada di Mesir.

"Ini sesuai komitmen pada 2006 lalu bahwa sesama negara ASEAN perlu saling membantu dan memfasilitasi seandainya ada warga yang memerlukan bantuan,” kata Marty dalam konferensi pers di kantor Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Kamis, 3 Februari 2011.

Marty mengaku telah berhasil berkomunikasi dengan dua kementerian yang punya kantor perwakilan di Mesir, yakni Thailand dan Malaysia. Ketiga kementerian, sejauh ini terus menerus saling berbagi informasi mengenai langkah-langkah penting demi melindungi warga negara, mengingat situasi di Mesir yang masih memanas.

Sepuluh hari aksi demonstrasi di Mesir, situasi bukannya makin tenang, justru terus bergejolak. Kamis lalu, bentrok berdarah terjadi di Lapangan Tahrir antara massa propemerintah dan antipemerintah. Sedikitnya delapan orang dinyatakan tewas dan ratusan lain luka-luka.

Tak hanya melibatkan dua kubu, para jurnalis dan warga asing juga jadi sasaran kekerasan.
Sejumlah media,  BBC, ABC News, Fox News, the Washington Post dan CNN melaporkan jurnalis dan stafnya diserang atau ditahan oleh para pria kekar yang diduga pendukung Presiden Hosni Mubarak.  Bahkan aktivis Amnesty International dan Human Rights Watch juga ditahan. Mereka dituduh 'mata-mata asing'.

No comments:

Post a Comment