Tuesday, February 1, 2011

Krisis RI dan Mesir: Serupa Tapi Tak Sama

Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Ahmed El Kewaisny, mengingatkan bahwa masa sulit yang tengah dialami negaranya mirip dengan yang pernah terjadi di negeri ini pada 1998. Namun, situasi dan hasilnya tidak berarti harus sama. 

"Saya ingatkan kepada Anda bahwa, masa sulit yang tengah dialami Mesir serupa dengan yang pernah dialami Indonesia di akhir era kepemimpinan Presiden Soeharto. Itu tidak berarti bahwa saya mengatakan bahwa hasilnya akan sama karena setiap negara memiliki masalah dan karakteristik tersendiri," kata El Kewaisny dalam perbincangan dengan VIVAnewsdi kantornya di Jakarta, Selasa 1 Februari 2011.  


Saat ini, Mesir tengah bergolak akibat gelombang demonstrasi massal, yang dimotori kaum muda, yang menuntut agar Presiden Hosni Mubarak, yang telah 30 tahun memerintah, mundur dari jabatannya di tengah krisis ekonomi. Pada Mei 1998, para mahasiswa Indonesia berperan dalam rangkaian aksi demonstrasi yang menuntut Soeharto turun dari kekuasaan setelah berkuasa selama 32 tahun. Indonesia saat itu dilanda krisis moneter. 

Namun, El Kewaisny yakin bahwa kekerasan di Mesir tidak bisa disamakan dengan apa yang pernah terjadi di Indonesia beberapa waktu lampau. Itu karena hasilnya bisa lain. "Pemerintah di bawah Presiden Hosni Mubarak tengah melakukan sejumlah perbaikan, salah satunya dengan membentuk kabinet baru, dan merangkul pihak-pihak yang berkepentingan," ujar El Kewaisny. 

Duta besar yang telah bertugas di Indonesia selama dua tahun itu juga mengungkapkan bahwa Mesir pernah membantu warga Indonesia saat dilanda krisis moneter.  

"Ketika negeri Anda dilanda krisis moneter 1997-1998, banyak pelajar Indonesia di Mesir yang menderita masalah keuangan. Anggaran untuk membiayai studi mereka berkurang," ujar El Kewaisny. 

Krisis saat itu merupakan masalah besar bagi mereka, bagaimana bisa tetap bertahan di Mesir. "Maka, rakyat Mesir bersama kaum pengusaha dan pemerintahan berinisiatif untuk membuat para pelajar asal Indonesia tetap melanjutkan studi dan membiayai mereka agar tetap bertahan. Jadi kami memiliki ikatan sejarah yang kuat," ujar El Kewaisny.  

Dia juga mengatakan bila ada warga Indonesia yang menderita di Mesir saat ini, mereka sama menderitanya dengan rakyat Mesir. "Rakyat kami dan warga Indonesia di sana sama-sama sulit bergerak karena terbatas oleh peraturan jam malam dan juga sama-sama kekurangan bahan-bahan pokok saat ini," ujar El Kewaisny.

No comments:

Post a Comment