Showing posts with label bencana. Show all posts
Showing posts with label bencana. Show all posts

Monday, February 7, 2011

Tujuh Jembatan di Jakarta Anjlok


Penurunan muka tanah (land subsidence) telah mengakibatkan anjloknya sejumlah jembatan di Jakarta. Setidaknya, ada tujuh yang terkena dampaknya, yakni di wilayah:

1. Kamal Muara, Jakarta Utara
2. Mangga Dua, Jakarta Barat
3. Ancol, Jakarta Barat.
4. Pluit, Jakarta Utara
5. Pantai Mutiara, Jakarta Utara
6. Gunung Sahari, Jakarta Pusat
7. Mangga Besar, Jakarta Barat

Data anjloknya jembatan ini didasarkan pada hasil penelitian konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS), yang merupakan studi persiapan untuk membuat tanggul raksasa di wilayah pantai utara Jakarta. 


Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Pitoyo Subandrio, mengatakan penurunan tanah sangat terlihat dari gejala anjloknya sejumlah jembatan di Jakarta itu.

"Balok jembatan di Jakarta Utara sudah hampir menyentuh air. Itu bukan karena airnya naik, tapi juga karena tanahnya sudah turun. Kalau dibiarkan, Jakarta tenggelam," ujar Pitoyo saat berbincang dengan VIVAnews.com.

Sinyalemen itu dikukuhkan peneliti geodesi Institut Teknologi Bandung, Heri Andreas. Kata dia, penurunan permukaan tanah tidak hanya terlihat dari anjloknya jembatan saja. Heri mencontohkan, salah satu lokasi yang telah diteliti timnya adalah Pintu Air Pasar Ikan, Jakarta Utara. Kini air laut di kawasan itu telah mencapai dua meter. "Bila pintu air dibuka, bencana Situ Gintung bisa terulang," katanya.

Data juga menyebutkan, penurunan permukaan tanah Jakarta sudah terjadi sejak 1974 dan akan terus terjadi. Data terbaru 2010 menyebutkan sebanyak 40 persen wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut.

Data kuantitatif menunjukkan fakta bahwa dalam kurun waktu 1974-2010 telah terjadi penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta hingga 4,1 meter. Ini khususnya terjadi di wilayah Muara Baru, Cilincing, Jakarta Utara.

Penurunan serupa juga terjadi di sejumlah wilayah lain, seperti di Cengkareng Barat setinggi 2,5 meter, Daan Mogot 1,97 meter, Ancol 1,88 meter (titik pantau di area wisata Ancol), Cempaka Mas 1,5 meter, Cikini 0,80 meter, dan Cibubur 0,25 meter.

Kondisi inilah yang lalu mendorong pemerintah DKI Jakarta berencana membangun dam raksasa.

Lagi, Kapal Terbakar di Laut Jakarta


Kapal penumpang Silvia dengan rute pelayaran Tanjung Priok - Bangka Belitung, terbakar pada Selasa dini hari, 8 Februari 2011, pukul 03.30 WIB. Kepala Direktorat Polisi Perairan Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Edion, mengatakan kapal tersebut bermuatan 260 penumpang dan juga 40 unit kendaraan roda empat.

Api diduga berasal dari ruang mesin. Kobaran api cukup besar namun bisa dipadamkan sekitar pukul 05.10 WIB. "Hingga kini kami masih melakukan evakuasi penumpang," ujar Edion saat dihubungi 
VIVAnews.com.


Evakuasi dilakukan di dua titik yaitu pelabuhan Pelni dan Kepanduan Tanjung Priok. "Begitu terjadi kebakaran, beberapa menit langsung dilakukan evakuasi," kata Edion.

Dengan insiden ini, untuk kedua kalinya kapal penumpang terbakar dalam kurun waktu hanya dua minggu. Sebelumnya, pada 28 Januari 2011 kapal muatan Laut Teduh 2 terbakar di perairan Selat Sunda sehingga menewaskan 16 orang.

KM Laut Teduh 2 terbakar ketika melaut dari Merak menuju Bakauheni. Kapal jenis Roro ini mengangkut sekitar 567 penumpang dan 32 anak buah kapal. Di samping itu, kapal milik PT Bangun Putra Remaja itu juga mengangkut 93 unit berbagai jenis kendaraan.

Saturday, February 5, 2011

Diterjang Lahar Merapi, Jalur Irigasi Hancur

 
Akibat banjir lahar dingin yang terus terjadi di saat hujan mengguyur lereng Merapi, jalur irigasi rusak berat. Akibatnya jaringan irigasi tertutup material Merapi dan tidak lagi berfungsi.

“Hampir semua jalur irigasi di atas kawasan lereng Merapi rusak,” kata Syahril, Pejabat Pembuat Komitmen Pengendalian Banjir dan Pantai, di kantor Proyek Gunung Merapi, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum di Jalan Magelang km 4 Yogyakarta, kepada 
VIVAnews.com, 6 Februari 2011.



Syahril mengatakan saat ini pihaknya berada di tahap tanggap darurat dengan membuat saluran pengarah atau jalur baru di atas sungai, khususnya di kawasan yang memiliki sabodam.

“Sementara itu, untuk sungai yang sudah dipenuhi material kami lakukan pengerukan dengan alat berat,” ucap Syahril. “Adapun sungai yang terkena dampak tersebut di antaranya Kali Gendol dan Kali Kuning di wilayah Seleman dan Yogyakarta, serta Kali Putih dan Kali Pabelan dan wilayah Magelang, Jawa Tengah,” ucapnya.

Syahril menambahkan, dari 244 sabodam yang dibangun untuk wilayah DIY dan Jateng, 44 sabodam mengalami kerusakan bervariasi, mulai dari rusak sedang, ringan dan rusak berat. “Saat ini kami sedang melakukan perbaikan fisik,” kata Syahril.

Monday, January 31, 2011

Sejak 1974-2010, Tanah Jakarta Turun 4,1 M

 Land subsidence atau penurunan muka tanah di wilayah Jakarta sudah masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Penggunaan air tanah yang berlebihan menjadi penyebab utama.

Menurut ahli yang tergabung dalam anggota konsorsium Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS), bila penggunaan air tanah tidak segera dihentikan maka Jakarta akan bener-benar tenggelang pada 2025.

Hal ini dikemukakan dalam acara workshop draft atlas atau pemetaan Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS) di Hotel Le Meredien, Jakarta, Selasa, 1 Februari 2011.


Situasi yang dialami Jakarta saat ini adalah masuknya air laut ke daratan, sehingga masalah banjir saja berasal dari air hujan. Ini terjadi akibat rendahnya permukaan tanah yang mengalami penurunan tiap tahunnya.

Menurut data, besaran kuantitatif subsidence di Jakarta, sejak 1974-2010 ditemukan fakta telah terjadi penurunan muka tanah hingga 4,1 meter, dan itu terjadi di wilayah Muara Baru, Cilincing, Jakarta Utara. 

Sejumlah wilayah lainnya seperti di Cengkareng Barat mengalami penurunan 2,5 meter, Daan Mogot 1,97 meter, Ancol 1,88 meter (titik pantau di area wisata Ancol), Cempaka Mas 1,5 meter, Cikini 0,80 meter dan Cibubur 0,25 meter.

Diketahui sejak 1974-1982 land subsidence belum terjadi begitu signifikan seperti saat ini, karena penggunaan air tanah tidak tinggi dan bangunan juga masih sedikit. Sedangkan mulai 1982-1991, tanah Jakarta mulai mengalami penurunan, dan pada 1991-2010 kondisi itu makin meluas.

Hasil pemetaan dan pengamanan pantai Jakarta yang dilakukan Jakarta Coastal Defence Strategy (JCDS),  sebagai rujukan pembangunan giant sea wall atau tanggul raksasa untuk mengatasi banjir.

Langkah ini juga terkait proyek reklamasi pantai utara, dan pemaparan kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur melalui perjanjian kerja sama  atau izin pengusahaan.

Terkait pembangunan proyek tanggul raksasa, nantinya pemerintah akan memberikan dukungan dalam bentuk kemudahan fiskal. Tujuannya agar lebih mudah dalam mendapatkan pendanaan dan jaminan atau bentuk lain melalui skema pembagian risiko. 

Setelah pembahasan mengenai pemetaan persoalan di Jakarta Utara, Pemerintah DKI Jakarta akan fokus terhadap pembuatan grand design bendungan raksasa yang diyakini dapat menghindari ibukota dari ancaman Jakarta tenggelam pada 2025.

Wednesday, January 26, 2011

Kabut Tebal Selimuti Bandara Adi Sumarmo, Dua Penerbangan Ditunda

 Kabut tebal menyelimuti Bandara Adi Sumarmo, Solo, pagi ini. Kondisi ini menyebabkan dua penerbangan terpaksa harus mengalami delay (keterlambatan) karena jarak pandang terbatas.

Dua penerbangan yang mengalami delay tersebut yaitu, Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-211 jurusan Solo-Jakarta yang seharusnya berangkat pukul 07,00 WIB, ditunda keberangkatannya setidaknya hingga satu jam ke depan.

Sedangkan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-223 jurusan Solo-Jakarta yang dijadwalkan berangkat pukul 07.35 WIB, ditunda hingga pukul 08.35 WIB.


Petugas di bandara mengumumkan pesawat Sriwijaya Air dan Garuda terpaksa ditunda keberangkatannya karena cuaca di atas bandara Solo yang tidak memungkinkan bagi pesawat untuk melakukan take off.

"Pesawat Sriwijaya Air dan Garuda jurusan Solo-Jakarta mengalami delay satu jam. Pesawat Sriwijaya Air baru akan berangkat paling cepat pukul 08.00 WIB, atau menunggu mempertimbangkan kondisi cuaca pada jam 08.00 WIB nanti bisa memungkinkan atau tidak untuk take off pesawat. Demikian juga dengan Garuda harus menunggu perkembangan cuaca hingga 08.35 WIB nanti," ujar seorang petugas lewat pengeras suara di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/1/2011).

Untuk sementara maskapai lainnya belum mengumumkan keterlambatannya, Lion Air jurusan Solo-Jakarta yang dijadwalkan akan tetap berangkat pukul 09.10 WIB dan Silk Air jurusan Solo-Singapura untuk sementara masih sesuai dengan jadwal semula, sambil menunggu perkembangan selanjutnya..

Hujan Abu Bromo Sebabkan 1 Rumah Roboh di Lumajang

 
Guyuran hujan abu Bromo semakin deras. Sebuah rumah pun roboh karena tidak sanggup menahan banyaknya abu vulkanik yang dimuntahkan gunung eksotik di Jawa Timur ini.

"Dari kemarin deras, bahkan ada rumah yang roboh karena hujan abu Bromo," tutur Toni, warga Desa Mboreng, Kabupaten Lumajang, pada detikcom, Kamis (27/1/2011).

Rumah yang roboh tersebut terletak di Desa Wucialit atau sekitar 30 km dari puncak Gunung Bromo. Sementara itu, di Desa Senduro yang terletak sekitar 40 km dari puncak Gunung Bromo, terdapat hewan ternak milik warga yang mati.


"Ternaknya mati karena rumput yang dimakan sudah penuh dengan abu vulkanik," imbuhnya.

Menurut Toni, derasnya hujan abu vulkanik sudah mengguyur kawasan Lumajang sejak kemarin pagi, namun sempat terhenti karena hujan gerimis. Pagi ini hujan abu kembali menyapa kawasan yang berjarak sekitar 50 km tersebut.

Beberapa warga sudah mengeluhkan gangguan pernafasan, terutama anak-anak. Warga pun masih terus mengenakan masker meski petugas relawan yang biasa menyebarkan masker gratis tidak ada lagi.

"Jarak pandang dari motor hanya 3 meter. Jalanan juga berubah warna jadi abu-abu," terang Toni sambil memberi gambaran di daerahnya, ketebalan abu hingga 1 cm.

Tuesday, January 25, 2011

Jika Gunung Ini Meletus, 2/3 Amerika Hancur


 Taman Nasional Yellowstone di negara bagian Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika Serikat berada tepat di bawah puncak salah satu gunung api terbesar di dunia, Yellowstone. Sebuah supervulkano atau gunung api super.

Para ahli mengkhawatirkan, gunung yang masih aktif ini bakal meletus. Apalagi, kaldera Yellowstone menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas sejak tahun 2004 lalu. 


Apa yang terjadi jika Yellowstone meletus? Jawabannya, tragedi. Kekuatan erupsinya diperkirakan ribuan kali lebih kuat dari letusan gunung St Helena pada tahun 1980.

Yellowstone akan memuntahkan lava ke langit, sementara abunya yang panas akan mematikan tanaman dan mengubur wilayah sekitarnya hingga radius 1.000 mil atau lebih dari 1.600 kilometer.

Tak hanya itu, dua per tiga wilayah Amerika Serikat bisa jadi tak bisa dihuni karena udara beracun yang berhembus dari kaldera. Ribuan penerbangan terpaksa dibatalkan, jutaan orang menjadi pengungsi.

Ini adalah mimpi buruk yang diprediksi para ilmuwan, jika Yellowstone kembali meletus untuk kali pertamanya dalam 600.000 tahun. Berita buruknya, ini mungkin terjadi di masa depan.

Penelitian menunjukkan, kaldera Yellowstone telah meletus tiga kali dalam kurun waktu 2,1 juta tahun.

Kekhawatiran para ahli bukannya tanpa dasar. Peningkatan terekam sejak tujuh tahun lalu. Juga, dalam tiga tahun terakhir, lantai gunung naik tiga inchi per tahun. Ini tingkat peningkatan tercepat sejak pencatatan yang dimulai tahun 1923.

Namun, kurangnya data tak memungkinkan para ilmuwan memprediksi kapan gunung super itu bakal meletus.

Ahli vulkanologi dari University of Utah, Bob Smith mengatakan, pengangkatan itu luar biasa karena meliputi wilayah yang cukup luas.

Awalnya, tambah dia, para ilmuwan khawatir peningkatan itu bisa mengarah ke letusan. Untungnya, "kami melihat magma berada di kedalaman sepuluh kilometer, kami tidak begitu khawatir," kata dia, seperti dimuat 
Daily Mail, Selasa 25 Januari 2011.

Lain halnya jika magma berada di kedalaman dua atau tiga kilometer, para ahli bakal panik.

Sementara, Robert B. Smith, profesor geofisika di University of Utah, mengatakan, ruang magma gunung super itu terisi batu yang mencair.

"Tapi kita tidak tahu berapa lama proses ini berlangsung sebelum akhirnya terjadi letusan, atau sebaliknya aliran batu cair berhenti dan kaldera kembali rata."

Para ilmuwan yang memantau Yellowstone percaya, ruang penyimpanan magma atau reservoir yang membengkak di kedalaman enam mil di bawah tanah mungkin menyebabkan pengangkatan itu.

Para ilmuwan juga mengamati gumpalan seperti kue panekuk yang terbentuk dari  batuan cair seukuran kota Los Angeles di lokasi itu.

Karena kondisinya yang ekstrem, sulit bagi ilmuwan untuk menentukan apa sebenarnya yang sedang terjadi di bawah Yellowstone.

Kaldera Yellowstone

Friday, January 21, 2011

Pulau Buatan di Dubai, The World, Tenggelam?


 'The World', pulau buatan di Dubai yang menyerupai peta negara-negara di dunia, makin terbenam ke lautan. Ini menurut salah satu bukti pengadilan properti.

'The World' adalah proyek ambisius, sebuah kumpulan 300 pulau buatan manusia berbentuk peta dunia di lepas pantai Dubai, Uni Emirat Arab.

Tak hanya sekedar mengurug lautan, pulau-pulau ini dibangun lengkap dengan kompleks hotel mewah dan villa yang tak kalah 
lux yang bisa dijangkau hanya oleh para miliuner berkantong tebal. Angkutan antarpulau hanya bisa dijangkau dengan yacht, kapal, atau helikopter. 


Pulau-pulau ini hanya terlihat samar jika dilihat dari pantai Dubai. Bentuknya yang mirip peta dunia bisa dilihat dari satelit atau dari atas gedung tertinggi di dunia yang juga terletak di Dubai, Burg Khalifa.

Kini, dilaporkan, pasir-pasir pulau terkikis dan saluran navigasi yang berada di antara pulau-pulau buatan justru dangkal.

"Pulau-pulau ini secara bertahap kembali menjadi laut," kata  Richard Wilmot-Smith QC dari Penguin Marine, seperti dimuat
 The Telegraph. Kata dia, bukti-bukti menunjukkan adanya erosi dan penurunan 'The World'.

Namun, salah satu juru bicara pengembang, Nakheel membantah. Kata dia, pulau-pulau itu tidak tenggelam.

"Berdasarkan survei monitoring berkala  selama tiga tahun terakhir, tidak ditemukan erosi substansial," kata dia dalam pernyataan.

Berdasarlan laporan pengembang, 70 persen dari 300 pulau telah terjual.

Beberapa selebritis dilaporkan membeli pulau di 'The World'. Misalnya,  drummer, Tommy Lee mengumumkan bahwa ia membeli Pulau Yunani untuk mantan istrinya, dan ibu dari dua anaknya, Pamela Anderson.

Sementara, selentingan kabar mengatakan, Brad Pitt dan Angeline Jolie telah membeli 'Ethiopia'.

Pengembang 'The world' adalah anak perusahaan Dubai World, yang sebagian besar sahamnya dimiliki Emir Dubai merangkap Perdana Menteri Uni Emirat Arab, Sheik Mohammed bin Rashid Al-Maktoum.

Perusahaan ini pernah didera utang tahun 2009 lalu. Akibatnya otoritas setempat meminta penangguhan pembayaran utang pokok (standstill) hingga enam bulan kepada para kreditor mancanegara.

Monday, January 17, 2011

Semalam, 2 Gempa Goyang Pantai Barat Sumatera

 
Dua gempa kuat di atas 5 skala Richter mengguncang pesisir barat Sumatera dalam semalam. Gempa pertama terjadi pada pukul 18.19, Senin 17 Januari 2011, dan gempa kedua terjadi pada pukul 02.20, Selasa 18 Januari 2011.

Gempa pertama berkekuatan 5,3 skala Richter berpusat di koordinat 3,5 lintang selatan-100,53 bujur timur atau 61 kilometer tenggara Pagai Selatan, Sumatera Barat. Gempa kedua berkekuatan 6,5 skala Richter di koordinat 5,29 lintang selatan-102,47 bujur timur atau 115 kilometer barat daya Bintuhan, Bengkulu.

Kedua gempa ini terhitung dangkal karena terjadi di kedalaman 10 kilometer di bawah permukaan laut. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyatakan keduanya tidak berpotensi tsunami.



Selain itu, juga tidak ada laporan kerusakan akibat kedua gempa ini.

Sunday, January 16, 2011

Kerugian Akibat Letusan Merapi Rp4,2 Triliun




 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah selesai menghitung kerusakan dan kerugian akibat letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober 2010 sampai 5 November 2010. Dampak letusan gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu diperkirakan mencapai Rp4,23 triliun.

Kerusakan dan kerugian yang cukup besar terjadi di empat kabupaten yaitu Magelang, Boyolali, Klaten di Jawa Tengah dan Sleman di Yogyakarta. Kajian penilaian kerusakan dan kerugian dilakukan dengan menggunakan metoda ECLAC, yaitu metode penilaian akibat bencana yang dikembangkan oleh the Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC).

Dampak sebuah bencana dapat diukur melalui perhitungan nilai ekonomi dari akibat yang ditimbulkan dari bencana tersebut. Metoda ECLAC membagi dampak kedalam tiga aspek utama yaitu: kerusakan, kerugian, dan dampak ekonomi makro dari kerusakan dan kerugian tadi. Metode ini telah sering diterapkan di Indonesia

Perhitungan nilai kerusakan, kerugian dan dampak ekonomi dilakukan pada 5 sektor yaitu perumahan, sosial (pendidikan, kesehatan, agama), ekonomi produktif (pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, industri, perdagangan, pariwisata), prasarana (transportasi darat dan udara, air bersih, sanitasi, irigasi, energi, telekomunikasi), dan lintas sektor (pemerintahan, keuangan dan lingkungan hidup).

Dalam perhitungan tersebut data yang digunakan adalah data per 31 Desember 2010. Kerugian dan kerusakan akibat banjir lahar dingin tidak dimasukkan dalam kajian ini. Sebab potensi banjir lahar dingin masih akan terjadi hingga Maret-April 2011 karena masih besarnya peluang terjadinya hujan ekstrem di sekitar Merapi. Jika kajian kerusakan, kerugian dan dampak ekonomi menunggu berakhirnya banjir lahar dingin, maka akan menghambat rencana rehabilitasi dan rekonstruksi. Untuk itulah hasil perhitungan ini adalah hasil di luar dari dampak banjir lahar dingin.

Seperti disiarkan BNPB, Minggu 16 Januari 2011, jumlah kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh bencana letusan Gunung Merapi tahun 2010 adalah Rp4,23 triliun. Jumlah nilai kerusakan adalah Rp1,138 triliun (27%), sedangkan jumlah nilai kerugian adalah Rp3,089 triliun (73%).

Nilai kerusakan paling besar dialami oleh sektor perumahan yang mencapai 39% dari total nilai kerusakan, disusul oleh kerusakan sektor sumber daya air dan irigasi yang mencapai 13% dari total nilai kerusakan.

Kerugian terbesar dialami sektor pertanian dengan nilai kerugian mencapai Rp1,326 triliun atau 43% dari total nilai kerugian. Disusul oleh kerugian sektor industri dan UMKM sebesar Rp382 miliar atau 12,4% dari nilai kerugian.

Secara keseluruhan sektor pertanian budidaya dan tanaman pangan tetap menjadi sektor yang paling terkena dampak  dengan nilai total dampak Rp1,326 triliun yang merupakan 31,4% dari nilai total kerusakan dan kerugian. Sektor Perumahan senilai Rp512,6 miliar yang merupakan 13% dari nilai kerusakan dan kerugian serta sektor industri dan UMKM dengan nilai total dampak sebesar Rp415,4 miliar atau 11% dari total.

Thursday, January 13, 2011

Bencana Paling Mematikan dalam Sejarah


 Pada 12 Desember 2010, setahun lalu, gempa dengan kekuatan 7,0 skala Richter mengguncang Haiti.  Ini adalah gempa paling dahsyat yang pernah mengguncang negara kepulauan itu dalam 200 tahun.

Episentrum gempa saat itu berada sekitar 16 kilometer selatan ibu kota, Port-au-Prince. Meski tak seberapa besar, dampaknya sungguh dahsyat, 200 ribu penduduk Haiti tewas.

Saat alam murka, di situlah terkuak kelemahan manusia. Angin kencang, tsunami, gempa bumi, letusan gunung berapi bisa membunuh ribuan manusia dalam seketika. Seringkali berapa pastinya korban jiwa yang diakibatkan bencana tak pernah diketahui. 


Tak mungkin membandingkan bencana alam di era modern dan di masa lalu. Salah satu alasan, saat ini jumlah penduduk naik drastis dibanding beberapa abad lalu. Mereka tinggal di daerah-daerah berbahaya, di lereng gunung, dekat perairan. Bencana di masa kini berpotensi membunuh lebih banyak orang.

Seperti dimuat 
LiveScience.com, ada beberapa bencana yang layak masuk daftar terburuk  sepanjang sejarah.
12 Januari 2010 - Gempa Haiti menewaskan 200 ribu jiwa, jumlah pasti korban tidak diketahui. Palang Merah memperkirakan bencana mempengaruhi hidup 3 juta orang Haiti.
2 Mei 2008 - Jumlah korban tewas akibat Topan Nargis masih belum jelas tetapi diperkirakan lebih dari 140.000 orang. Penduduk Myanmar yang tinggal di sekitar persawahan di dataran rendah terjebak, tak tahu ke mana harus lari, lalu tersapu topan.
8 Oktober 2005 - Gempa dengan kekuatan 7.6 SR di Pakistan menewaskan lebih dari 40.000 orang. Kerusakan dan korban jiwa disebabkan oleh dangkalnya pusat gempa.
Agustus 2005 - Badai Katrina menewaskan lebih dari 1.800 orang dan merupakan badai terparah dalam sejarah AS. Lebih mematikan dari bencana di negeri Paman Sam dalam beberapa dekade terakhir. Efeknya  terasa hingga saat ini, penduduk New Orleans dan di pesisir masih berjuang memulihkan kehidupan mereka.
26 Desember 2004 - Gempa dengan kekuatan 9.3 skala Richter mengguncang Samudera Hindia. Gempa dahsyat ini memicu  tsunami yang menewaskan lebih dari 225.000 orang.
1985 - Letusan dahsyat Gunung Nevado del Ruiz, Kolombia menewaskan 25.000 orang, sebagian besar karena tersapu banjir lahar.
1976 - Gempa dengan kekuatan 8 skala Richter mengguncang Tangshan, Cina. Menewaskan 255.000 hingga 655.000 jiwa.
1931 - Banjir Sungai Kuning, diperkirakan telah membunuh 1 juta sampai 3,7 juta manusia. Ada yang tewas tenggelam, terkena penyakit akibat banjir, juga kelaparan. Sungai ini juga pernah meluber dahsyat dan menewaskan korban dengan jumlah yang sama besar.
1815 - Letusan Gunung Tambora pada 1815. Diperkirakan 80.000 orang meninggal karena kelaparan. Petaka juga dirasakan di Eropa dan Amerika Utara. Tahun 1816 dijuluki 'The Year without Summer', tak ada musim panas di tahun  itu.

Letusan Tambora juga mengakibatkan gagal panen di China, Eropa, dan Irlandia. Hujan tanpa henti delama delapan minggu memicu epidemi tifus yang menewaskan 65.000 orang di Inggris dan Eropa. Kelaparan melumpuhkan di Inggris.
1737 - Bencana mengguncang Calcutta, India, menewaskan 300.000 orang. Awalnya para ilmuwan menduga malapetaka itu diakibatkan gempa bumi, namun belakangan diketahui penyebab bencana itu cenderung mengarah ke angin topan.
1556 - Gempa di Shaanzi, Cina  menewaskan 830.000. Tidak ada yang tahu seberapa besar magnitudenya.
1330-1351 - The Black Death atau pandemik penyakit pes disebabkan bakteri Yersinia pestis, diperkirakan menewaskan sekitar 75 juta orang, atau 30 hingga 60 persen populasi Eropa.
1138 - Gempa bumi Aleppo, Suriah, menewaskan sekitar 230.000. Dalam data US Geological Survey (USGS), ini adalah gempa paling mematikan keempat  sepanjang masa.
1500 SM, atau lebih - Pulau Stroggli di Mediterrania terhempas. Gelombang tsunami memusnahkan peradaban Minoan. Area bencana itu saat ini disebut Santorini. Plato menyebutnya situs  di mana kota legendaris, Atlantis menghilang.

Tuesday, January 11, 2011

Ambarukmo Plaza Yogyakarta Terbakar


 
Pusat perbelanjaan besar di Yogyakarta, Ambarakumo Plaza (Amplas), terbakar sore tadi. Api diduga berasal dari lantai dua.

Pantauan
 VIVAnews, Selasa 11 Januari 2011, dua unit mobil pemadam kebakaran sudah tiba di lokasi kebakaran, Jalan Laksda Adi Sucipto, Yogyakarta. Asap hitam tampak keluar dari pintu masuk parkiran mobil di barat plaza.

"Api pertama kali terlihat jam 5 sore tadi," kata salah satu petugas keamanan Ambarukmo Plaza, Dani. Lebih lanjut dia mengatakan api pertama kali terlihat dari kios Planet Surf di lantai dua.


Dia menambahkan seluruh pengunjung dan pegawai di Ambarukmo telah dievakuasi. Sejumlah petugas pemadam kebakaran mulai masuk ke dalam plaza untuk menjinakkan si jago merah.

Kebakaran ini pun menjadi tontonan puluhan warga. Belum diketahui mengenai korban dan jumlah kerugian dari kebakaran ini. (sj)

Laporan: Erick Tanjung | Yogyakarta

Monday, January 10, 2011

Hotel Anti Bencana, Tiru Bahtera Nabi Nuh


 Ancaman pemanasan global, saat ketinggian permukaan laut diperkirakan naik secara ekstrim dan menenggelamkan sebagian planet Bumi, menjadi inspirasi perusahaan arsitektur Rusia, Remistudio.

Dalam program arsitektur penanggulangan bencana International Union of Architects, Remistudio merancang sebuah hotel yang bisa berperan sebagai bahtera penyelamat, kalau-kalau bencana dahsyat terjadi. Namanya, Ark Hotel. Bisa didirikan di laut atau darat.

Ini mungkin terdengar seperti perpaduan kisah bahtera Nabi Nuh dan cerita film fiksi ilmiah tahun 1970-an. Namun, hotel berbentuk kerang ini  memang didesain tahan yang banjir akibat kenaikan ekstrim permukaan air laut. Juga terhadap gelombang. Ark Hotel dapat mengapung dan timbul secara otomatis di permukaan air.

Hotel Terapung 3












Tak hanya itu, hotel ini juga tahan gempa, dan bisa didirikan di daerah yang berbahaya secara seismik. Arsiteknya mengklaim,  desain yang terdiri dari konstruksi busur dan kabel dengan bantalan bisa  mendistribusikan berat secara merata saat terjadi lindu.

Selain itu, struktur bawah tanahnya berbentuk tempurung, tanpa tepian atau sudut.  Hotel raksasa yang mengambang ini diklaim juga sebagai 'biosfer', surga yang nyaman bagi para penghuninya, bahkan saat bencana sekalipun.

Desain hotel futuristik ini menggunakan panel matahari dan instalasi pengumpul air hujan, menjamin ketersediaan energi, juga air bagi para penghuninya.

Lingkungan yang mirip rumah kaca juga memungkinkan tanaman tumbuh subur, membantu meningkatkan kualitas udara dan juga menyediakan makanan.

Selain itu, strukturnya yang tembus pandang membuatnya hemat energi di siang hari. Cukup memanfaatkan energi matahari. Untuk memastikan kualitas cahaya, bingkai kaca dilengkapi pembersih otomatis.
Hotel Terapung 1












Menurut Alexander Remizov dari Remistudio, ada dua pertimbangan utama dalam desain ini.

"Pertama, meningkatkan pengamanan dan pencegahan terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim dan perubahan iklim. Yang kedua adalah melindungi lingkungan alam dari aktivitas manusia," kata dia, seperti dimuat 
Daily Mail, 10 Januari 2011.

Bahtera ini juga dimaksudkan untuk menjawab tantangan lingkungan global saat ini. Juga untuk mendukung sistem pertahanan hidup.

"Semua tanaman dipilih yang sesuai, efisiensi pencahayaan, dan produksi oksigen. Juga bertujuan untuk menciptakan ruang yang menarik dan nyaman," kata dia.
Remizov menambahkan, atap hotel yang transparan menjamin ada cukup cahaya bagi tanaman dan untuk menerangi interior.
Perancangnya mengklaim, Ark Hotel bisa didirikan hanya dalam waktu beberapa bulan di seluruh bagian dunia. "Bagian-bagiannya bisa disatukan dalam waktu tiga sampai empat bulan," kata Remizov.

Hingga kini hotel ini masih berbentuk rancangan, para arsiteknya sedang mencari investor untuk membuatnya nyata. Selain jadi hotel yang nyaman untuk rehat, Ark Hotel bisa menjelma menjadi lokasi pengungsian di masa depan.
Hotel Terapung 2

Sunday, January 9, 2011

Gelombang Minimal Dua Meter di Perairan Indonesia

 Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan tinggi gelombang air laut di sejumlah wilayah di Indonesia bakal mencapai di atas dua meter. Gelombang tertinggi dengan skala empat hingga lima meter bakal berpeluang terjadi di Laut Cina Selatan, Perairan Kepulauan Natuna dan Kep. Anambas, Samudera Hindia di selatan Jawa, hingga Nusatenggara Timur.

Prakiraan gelombang tinggi yang berlaku per Senin (10/1) mulai pukul 07.00 WIB hingga jam tujuh malam nanti juga berpeluang muncul di Perairan Barat Lampung. Ketinggian gelombang diprediksi mencapai sekitar tiga hingga empat meter.


Kondisi yang sama juga berpeluang di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa, hingga NTT, perairan selatan Pulau Sumba, hingga Pulau Rote, dan Laut Timor bagian selatan. Selain itu. perairan timur Kep. Riau, Perairan Jambi, perairan utara Pulau Bangka dan Belitung, Selat Karimata bagian utara, Samudera Pasifik timur Filipina, serta Samudera Hindia di barat Bengkulu.

Gelombang dengan ketinggian antara dua hingga tiga meter berpeluang di Perairan Kep. Mentawai hingga barat Bengkulu. Selain itu, gelombang dengan ketinggian yang sama diprediksi juga terjadi di Laut Sawu, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa, Laut Sumbawa, Laut Sulawesi. Kondisi yang sama juga diprakirakan berlangsung di di Kep. Sangihe dan Talaud, Perairan Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan utara Papua Barat, Perairan Kep. Babar dan Tanimbar, dan Laut Arafuru.

BMKG juga menginformasikan, pada Senin ini potensi hujan lebat disertai petir berpeluang terjadi di Selat Malaka, perairan barat Sumatra, Laut Natuna, Perairan Kepulauan Riau, Perairan Bangka, Selat Karimata, Perairan Pulau Rote, Laut Sawu, Laut Timor, dan Laut Arafuru.

70 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Iran

 Teheran: Sedikitnya 70 orang meninggal dalam kecelakaan pesawat penumpang Iran Air di dekat kota wilayah baratlaut, Urumiyeh, Ahad (9/1). Sekitar 32 orang terluka.

"Berdasarkan informasi yang diterima, 70 orang meninggal dan 32 luka-luka dalam kecelakaan tersebut," kata Heydar Heydari, Deputi Ketua Palang Merah Iran. Pesawat, yang membawa 105 orang, itu jatuh dalam cuaca buruk.

Saturday, January 8, 2011

Lereng Gunung Dempo Longsor

Pagaralam: Longsor terjadi di lereng Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, Ahad (9/1). Lokasi longsor berada pada ketinggian 1.900 di atas permukaan laut di tangsi III, sekitar dua kilometer dari perbatasan kebun teh milik PT Perkebunan Nusantara VII.

Daerah yang longsor merupakan jalan yang digunakan untuk mendaki Gunung Api Dempo. Iwan, seorang pendaki, mengatakan, lebar longsoran kira-kira 100 meter dengan kedalaman sekitar 200 meter. "Posisinya berada di sekitar jurang kawasan hutan lindung Gunung Dempo," kata Iwan.

Ketua Pos Pemantau Gunung Api Dempo Slamet mengatakan, daerah aliran sungai sekitar lereng Gunung Dempo mengalami pengikisan karena sering diterjang banjir bandang. Itu terjadi karena pohon di hutan lindung semakin berkurang.